Baru-baru ini, Selena Gomez menjalani transplantasi ginjal karena penyakit lupus yang dideritanya. Hal tersebut ia umumkan langsung melalui akun Instagram pribadinya, @selenagomez, lewat sebuah foto.
Pada foto tersebut, penyanyi berusia 25 tahun itu terlihat terbaring lemah di rumah sakit dengan seluruh peralatan medis yang menempel di tubuhnya. Di sebelahnya, terbaring Francia Raisa yang menjadi pendonor ginjalnya.
Di negara kelahiran Selena, Amerika Serikat, penyakit lupus telah menyerang 1,5 juta orang dan lebih dari 5 juta orang secara global. Lupus menyerang sistem imun dalam tubuh seseorang hingga menyebabkan radang, kerusakan organ dan jaringan, sakit pada tulang sendi, kelelahan yang ekstrem, hingga ruam pada kulit.
Hampir 90 persen pasien lupus terdiri dari wanita, mulai dari usia 15-44 tahun. Lupus juga bisa menyebabkan stroke, sakit jantung, dan ginjal.
Dilansir Billboard, kekasih The Weeknd ini didiagnosa penyakit lupus di tahun 2015, tepatnya di bulan yang sama ketika albumnya yang berjudul 'Revival' rilis ke pasaran.
"Aku telah didiagnosa menderita lupus dan aku telah menjalani kemoterapi. Aku bisa saja terkenal penyakit stroke," tuturnya kala itu. "Aku ingin sekali bilang pada haters kalau aku sedang menjalani kemoterapi. Tapi, aku memilih untuk mengunci mulutku sampai aku merasa percaya diri dan nyaman kembali."
Selena pun menjelaskan alasan kenapa dia memilih untuk tidak mengungkap penyakitnya itu kepada publik.
"Aku pikir ini sangat rumit karena aku tidak mengerti. Ini (penyakit lupus) juga menjadi sesuatu yang aku ingin simpan sendiri sampai akhirnya aku sadar bahwa hidup aku tak lagi bersifat pribadi," ucapnya.
"Jadi, aku menunggu waktu yang tepat untuk membicarakannya karena aku berada di tempat yang menyenangkan dan aku sangat sehat. Aku tidak berusaha untuk mengatakannya dengan lantang, tapi ini yang waktu yang tepat untuk menggunakan platformku yang bertujuan untuk membantu," lanjutnya.
Pelantun 'Hands To Myself' itu menambahkan, ia sempat tidak terima dengan keadaannya waktu itu karena ada beberapa hal yang harus ia tunda, salah satunya tur konsernya, 'Revival Tour'.
"Ini adalah sesuatu yang setiap orang ingin fokuskan. Aku didiagnosa menderita lupus, ibuku mengalami keguguran. Jadi, aku harus membatalkan tur konserku. Aku butuh waktu untuk merasa baik-baik saja. Dan aku menjalani kemoterapi dengan pergi ke dua lokasi berbeda untuk melakukan perawatan tersebut. Hal itu benar-benar membuatku frustrasi karena aku 100 persen diizinkan memiliki apa yang seharusnya menjadi milikku," jelasnya panjang dan lebar.
Namun, kehadiran penggemar membuat semangatnya yang nyaris hilang muncul kembali.
"Responsnya (para penggamar), mereka sangat mendukung dan itu bagus. Tapi, entah kenapa saya sedikit merasa tak nyaman (karena penyakitnya)," ujarnya.